BAPTISAN YESUS DALAM PARADIGMA KEESAHAN

BAPTISAN YESUS DALAM PARADIGMA KEESAAN

I. Pendahuluan
Peristiwa baptisan Yesus adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah keselamatan.
Dalam pandangan umum Trinitarian, peristiwa ini dianggap menampilkan tiga pribadi Allah.
Namun, dalam paradigma keesaan (Oneness), baptisan Yesus bukanlah pernyataan tentang tiga pribadi yang berbeda,
melainkan penyataan satu Allah yang bekerja dalam tiga manifestasi secara simultan: sebagai Bapa di surga yang berbicara,
sebagai Anak di bumi yang taat, dan sebagai Roh Kudus yang turun memberi kuasa.

II. Narasi Alkitabiah
Matius 3:13–17 menggambarkan Yesus datang kepada Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan untuk dibaptis.
Setelah Ia keluar dari air, langit terbuka, Roh Allah turun seperti burung merpati, dan terdengarlah suara dari surga:
‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’
Dalam pandangan Keesaan, ketiga elemen ini tidak menandakan tiga pribadi Allah yang berbeda,
melainkan tiga manifestasi dari satu Allah yang sama — Allah yang transenden berbicara dari surga,
Allah yang imanen hadir dalam tubuh manusia Yesus, dan Allah yang bekerja sebagai Roh-Nya sendiri turun memberi kuasa.

III. Keesaan Allah dalam Peristiwa Baptisan
1. Allah yang satu menyatakan diri dalam daging.
Yesus bukan pribadi kedua dari Allah, melainkan Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14; 1 Tim. 3:16).
2. Suara dari surga bukan pribadi lain, melainkan penyataan ilahi dari Allah yang sama.
3. Roh Kudus yang turun adalah Roh Yesus sendiri, bukan pribadi ketiga, melainkan Roh Allah yang bekerja di dalam dan melalui Yesus (Luk. 4:18).

IV. Tujuan Baptisan Yesus
1. Identifikasi dengan umat manusia — Allah dalam daging mengambil tempat di antara orang berdosa.
2. Kegenapan kehendak ilahi — Yesus menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15).
3. Awal pelayanan Mesianik — Baptisan menandai pengurapan dan peneguhan ilahi.
4. Tipologi kematian dan kebangkitan — Masuk ke dalam air melambangkan kematian, keluar dari air melambangkan kebangkitan kuasa ilahi.

V. Analisis Teologis (Paradigma Keesaan)
1. Bapa dan Anak bukan dua pribadi, tetapi dua modus keberadaan Allah.
Bapa menunjuk kepada Allah dalam keilahian-Nya; Anak menunjuk kepada Allah dalam kemanusiaan Yesus (Yoh. 14:9).
2. Roh Kudus adalah Roh Kristus sendiri (Rom. 8:11).
3. Suara dari surga adalah kesaksian ilahi, bukan dialog antar-pribadi, melainkan peneguhan publik bahwa kemanusiaan Yesus telah diurapi oleh keilahian-Nya.

VI. Makna Kristologis
Inkarnasi adalah kesatuan antara Allah dan manusia dalam pribadi Yesus Kristus.
Baptisan menjadi titik awal manifestasi kuasa penuh Allah dalam Yesus. Setelah peristiwa ini, Yesus penuh dengan Roh Kudus (Luk. 4:1).

VII. Simbolisme Trinitas dalam Keesaan
Dari perspektif Keesaan:
– Suara dari langit: Allah yang transenden (Bapa) — penyataan otoritas.
– Yesus dalam air: Allah dalam daging (Anak) — ketaatan manusia Yesus.
– Roh turun seperti merpati: Allah yang bekerja (Roh Kudus) — kuasa pengurapan.
Semua ini bukan tiga pribadi, melainkan satu Allah yang menyatakan diri-Nya secara simultan dalam tiga cara berbeda.

VIII. Implikasi bagi Orang Percaya
1. Ketaatan dan kerendahan hati Yesus adalah teladan bagi kita.
2. Baptisan dalam Nama Yesus Kristus (Kis. 2:38) adalah pola ketaatan sejati kepada Allah yang esa.
3. Roh Kudus yang turun atas Yesus kini tinggal di dalam orang percaya (Rm. 8:9–11).
4. Langit yang terbuka menandakan akses langsung kepada Allah bagi mereka yang lahir dari air dan Roh (Yoh. 3:5).

IX. Kesimpulan Reflektif
“Allah yang turun ke dalam air bukan untuk disucikan, melainkan untuk menyucikan air itu bagi umat-Nya.” — St. Ambrosius, dimaknai dalam terang Keesaan.
Baptisan Yesus adalah penyataan tunggal dari Allah yang esa: Allah yang menjadi manusia, mengurapi kemanusiaan-Nya dengan Roh-Nya sendiri, dan menyatakan kasih-Nya bagi dunia.

So What?
1. Hiduplah dalam kesadaran bahwa Allah yang esa tinggal di dalam Kristus dan kini tinggal di dalam kita.
2. Jadikan baptisan bukan sekadar ritual, tetapi perjanjian hidup baru dalam Nama Yesus Kristus.
3. Hiduplah dalam kuasa Roh yang sama yang turun di Yordan — Roh Allah yang bekerja di dalam Yesus, kini bekerja di dalam Anda


Oleh Ps. DR. Edi Zacharia, M.Th